Ilustrasi tulisan Allah
Terasmuslim.com - Surat Al-Ikhlas merupakan salah satu surat terpenting dalam Al-Qur’an yang menegaskan keesaan dan kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman, “Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1). Ayat ini menegaskan sifat Al-Ahad, yakni bahwa Allah adalah satu dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak seperti makhluk yang memiliki bagian, jenis, atau ketergantungan, Allah adalah Zat Tunggal yang sempurna. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahkan menyebut surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an (HR. Bukhari), karena kandungannya mencakup pokok akidah tauhid.
Ayat kedua, “Allahus Shamad” (Allah tempat bergantung segala sesuatu), menjelaskan sifat Ash-Shamad, yaitu Allah yang menjadi sandaran seluruh makhluk. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak bergantung kepada-Nya, sementara Allah sama sekali tidak membutuhkan apa pun dari makhluk-Nya. Sifat ini menunjukkan kemuliaan dan kesempurnaan Allah sebagai Rabb yang Maha Kaya dan Maha Berdiri Sendiri. Ia memberi rezeki, menolong, dan mengatur seluruh urusan tanpa pernah lelah ataupun kekurangan.
Ayat berikutnya, “Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan” (QS. Al-Ikhlas: 3), menegaskan bahwa Allah tidak memiliki asal-usul dan keturunan. Ini menolak keyakinan kaum musyrikin, Yahudi, dan Nasrani yang menisbatkan anak kepada Allah. Dalam QS. Maryam ayat 35 Allah menegaskan, “Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia!” Sifat ini menegaskan kemurnian keesaan Allah, bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya dalam bentuk maupun keturunan.
Ayat penutup, “Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4), menegaskan sifat Al-Mutamakkin (tiada tandingan bagi Allah). Tidak ada makhluk yang dapat menyerupai zat, sifat, maupun perbuatan Allah. Ia Maha Sempurna dalam segala hal. Oleh sebab itu, surah Al-Ikhlas menjadi dasar pemurnian tauhid dari segala bentuk kesyirikan dan penyerupaan terhadap makhluk.