• KEISLAMAN

Rumah Seperti Kuburan? Ini Kata Gus Baha

Vaza Diva Fadhillah Akbar | Sabtu, 05/07/2025
Rumah Seperti Kuburan? Ini Kata Gus Baha KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (Foto: Screenshoot TikTok)

Jakarta, Terasmuslim.com - Rumah seharusnya menjadi jantung spiritual bagi penghuninya, sebuah tempat yang hidup dengan ibadah dan zikir, bukan sekadar ruang fisik yang sunyi dari aktivitas keagamaan.

Hal ini ditekankan oleh ulama terkemuka, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha. Beliau menyoroti pentingnya menanamkan ruh spiritual dalam setiap rumah tangga, khususnya melalui praktik sholat sunnah.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menyampaikan sebuah peringatan dari Nabi Muhammad SAW yang mendorong umatnya untuk tidak membiarkan rumah mereka menjadi seperti kuburan.

Pesan ini, jelas Gus Baha, adalah seruan agar umat Islam tidak hanya menjadikan rumah sebagai tempat istirahat atau aktivitas duniawi semata, melainkan juga sebagai ruang ibadah yang hidup dan berkelanjutan.

"Sehingga Nabi membahasakan, `Jangan jadikan rumah kamu seperti kuburan. Kasih jatah sholat,`” tutur Gus Baha, seperti dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Ngajigusbaha-lp3ia. Beliau menjelaskan bahwa ada keseimbangan krusial yang perlu dijaga dalam ibadah, antara yang dilakukan secara berjamaah di masjid dan yang dikerjakan sendiri di rumah.

Menurut Gus Baha, meskipun sholat fardhu sangat utama dilaksanakan secara berjamaah di masjid, namun untuk sholat sunnah, rumah justru adalah tempat terbaik untuk melaksanakannya.

Pandangan ini sejalan dengan ajaran para ulama yang meyakini bahwa menjadikan rumah sebagai pusat sholat sunnah akan mendatangkan keberkahan dan menjauhkan rumah dari kesan mati secara spiritual.

Dengan menghidupkan rumah melalui ibadah, seseorang tidak hanya memperkuat hubungan personal dengan Tuhan, tetapi juga secara langsung memberikan teladan spiritual bagi seluruh anggota keluarga.

Gus Baha menambahkan bahwa rumah yang dipenuhi ibadah dan zikir akan memancarkan ketenangan dan keberkahan, jauh berbeda dengan rumah yang hampa dari sholat atau pengajian.

Ia mengingatkan bahwa seringkali kita terlalu bersemangat sholat di masjid namun abai memberikan "jatah ibadah" untuk rumah sendiri.

"Rumah yang tidak pernah dipakai untuk sholat, apalagi sholat sunnah, akan terasa hampa. Ruhnya kurang,” tegas Gus Baha, menekankan betapa pentingnya menjaga ibadah di dalam rumah sendiri.

Lebih lanjut, Gus Baha mengemukakan bahwa rumah dapat menjadi tempat paling ideal untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa gangguan. Dalam keheningan rumah, seseorang bisa merasakan kekhusyukan lebih dalam saat mengerjakan sholat sunnah dan memperbanyak doa.

Ia juga menyoroti bagaimana kebiasaan beribadah di rumah akan membentuk karakter anak-anak; jika mereka melihat orang tuanya rajin sholat di rumah, kebiasaan positif itu akan tertanam sejak dini. Dengan demikian, rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal fisik, melainkan juga sebagai pusat pendidikan akhlak dan pembentukan spiritualitas keluarga.

Gus Baha kemudian mengajak seluruh umat Islam untuk tidak hanya berfokus memakmurkan masjid, tetapi juga secara aktif memakmurkan rumah masing-masing dengan sholat, membaca Al-Qur`an, dan berdzikir.

Menurutnya, keseimbangan antara masjid dan rumah dalam hal ibadah akan menciptakan harmoni paripurna dalam kehidupan seorang Muslim, baik secara individu maupun dalam ikatan keluarga.

Beliau menutup ceramahnya dengan harapan agar semangat beribadah umat Islam tidak hanya membara saat di masjid, tetapi juga menjadikan rumah sebagai tempat yang terus bercahaya karena aktivitas ibadah.

Pesan mendalam Gus Baha ini menjadi pengingat penting bagi setiap Muslim untuk merenungkan kembali fungsi rumahnya, apakah sudah menjadi tempat yang hidup dan terhubung dengan Allah, ataukah justru sepi dari ruh spiritual?