Terasmuslim.com - Ramalan zodiak, horoskop, dan astrologi masih banyak ditemukan di media sosial hingga laman gaya hidup. Dari mulai karakter kepribadian hingga nasib percintaan dan keuangan, ramalan berdasarkan tanggal lahir ini terus diminati, terutama di kalangan anak muda. Namun bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap zodiak?
Dalam Islam, keyakinan terhadap ramalan masa depan, termasuk yang didasarkan pada bintang atau zodiak, memiliki aturan yang tegas. Ulama menyebut praktik ini sebagai bentuk tathayyur atau percaya pada pertanda baik dan buruk berdasarkan sesuatu yang tidak pasti. Hukum mempercayainya bukan sekadar makruh, tapi bisa masuk pada wilayah syirik kecil jika diyakini membawa pengaruh pasti terhadap nasib seseorang.
Ramalan termasuk perkara ghaib
Islam mengajarkan bahwa perkara yang akan terjadi di masa depan adalah bagian dari ilmu ghaib yang hanya diketahui oleh Allah ﷻ. Firman-Nya dalam Surah Luqman ayat 34 menegaskan:
"Sesungguhnya hanya di sisi Allah-lah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok..."
Ayat ini menunjukkan bahwa meramalkan sesuatu di luar jangkauan manusia, apalagi berdasarkan posisi benda langit atau rasi bintang, bertentangan dengan keyakinan tauhid yang mengajarkan bahwa takdir hanya di tangan Allah.
Hukum membaca zodiak sekadar hiburan
Sejumlah ulama kontemporer menjelaskan bahwa membaca zodiak sekadar hiburan dan tidak diyakini kebenarannya secara penuh tidak sampai pada tingkat syirik, tapi tetap tidak dianjurkan. Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menyebutkan bahwa sekadar datang ke peramal tanpa percaya, maka salatnya tidak diterima selama 40 hari. Namun jika percaya sepenuhnya, maka termasuk dalam perbuatan kufur terhadap wahyu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah menegaskan bahwa mempercayai ramalan zodiak, peruntungan bintang, atau astrologi adalah haram. Hal ini tercantum dalam fatwa MUI tentang praktik perdukunan dan peramalan.
Bedakan antara karakter dan takdir
Beberapa orang berpendapat bahwa zodiak hanya sekadar profil karakter seseorang berdasarkan tanggal lahir. Dalam hal ini, Islam tidak melarang studi kepribadian, selama tidak menjadikannya sebagai patokan mutlak dalam menilai nasib atau masa depan. Namun, jika itu sudah digunakan untuk meramalkan jodoh, rezeki, atau umur panjang, maka hal itu masuk dalam wilayah terlarang.
Zodiak dan ramalan astrologi mungkin terlihat menarik dan menyenangkan untuk dibaca. Tapi dalam Islam, keyakinan semacam ini bertentangan dengan prinsip tauhid. Umat Muslim diajarkan untuk menggantungkan harapan dan masa depan hanya kepada Allah ﷻ, bukan pada posisi bintang atau rasi langit.