Terasmuslim.com - Konflik dan peperangan masih terus menjadi bagian dari dinamika dunia modern. Di tengah situasi global yang tidak menentu, umat Islam dihadapkan pada pertanyaan besar: bagaimana seharusnya menyikapi perang menurut ajaran Islam?
Islam sebagai agama rahmatan lil `alamin telah memberikan pedoman yang jelas dalam menghadapi situasi konflik, baik dalam skala personal maupun antarbangsa. Prinsip dasarnya adalah perdamaian dan keadilan.
Islam mencintai perdamaian
Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ menegaskan bahwa perdamaian adalah jalan utama yang harus diutamakan. Surah Al-Anfal ayat 61 menyebutkan:
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah.”
Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim harus selalu mengedepankan dialog, diplomasi, dan mediasi sebelum menyetujui atau terlibat dalam pertumpahan darah.
muslim.com/tags/Perang/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Perang bukan tujuan, melainkan jalan terpaksa
Islam tidak menoleransi agresi atau penjajahan. Namun, jika umat Islam dizalimi, diusir dari kampung halamannya, atau diserang lebih dulu, maka diperbolehkan melakukan pembelaan diri. Ini tercermin dalam Surah Al-Hajj ayat 39:
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dizalimi.”
Namun, izin ini bukan berarti anjuran untuk memulai perang. Justru, ia menjadi bentuk terakhir dari usaha mempertahankan hak dan kehormatan diri atau komunitas.
Tidak membenci bangsa, tapi menentang kezaliman
Seorang Muslim diajarkan untuk adil, bahkan terhadap musuh. Surah Al-Maidah ayat 8 menekankan:
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”
Itu artinya, Islam memisahkan antara kebijakan suatu rezim yang menindas, dan rakyatnya yang mungkin justru menjadi korban. Umat Islam dilarang menggeneralisasi kebencian atau bermuslim.com/tags/sikap/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">sikap rasis dalam menyikapi konflik.
Membantu korban, bukan memprovokasi
Di tengah konflik, muslim.com/tags/sikap/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">sikap terbaik yang bisa diambil oleh seorang Muslim adalah membantu para korban: memberi bantuan kemanusiaan, menyuarakan keadilan di forum yang sah, serta mendoakan agar Allah memberi keselamatan bagi yang tertindas.
Sementara itu, menyebarkan provokasi, hoaks, atau menyulut permusuhan secara membabi buta bukanlah ajaran Islam. Rasulullah ﷺ dalam berbagai peristiwa, termasuk ketika berada dalam tekanan, justru selalu menghindari permusuhan selama masih ada peluang damai.
Doa untuk korban dan penegakan keadilan
Mendoakan korban perang adalah bagian dari empati spiritual yang dianjurkan. Namun lebih dari itu, Islam mendorong umatnya untuk berpikir jernih, adil, dan mendukung segala upaya yang menuju pada keadilan dan kedamaian bukan keberpihakan buta pada salah satu pihak yang justru memperpanjang derita.
Sikap seorang Muslim dalam menyikapi perang bukanlah tentang memilih pihak berdasarkan sentimen, melainkan tentang menegakkan keadilan, memuliakan perdamaian, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Dalam dunia yang penuh propaganda, bermuslim.com/tags/sikap/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">sikap bijak dan adil menjadi bentuk jihad moral yang sesungguhnya.