• KISAH

Perlu Tahu 6 Strategi Bisnis Utsman bin Affan yang Buatnya Jadi Konglomerat di Zaman Nabi

Yahya Sukamdani | Rabu, 02/07/2025
Perlu Tahu 6 Strategi Bisnis Utsman bin Affan yang Buatnya Jadi Konglomerat di Zaman Nabi Ilustrasi foto saudagar kaya

Terasmuslim.com -  Nama muslim.com/tags/Utsman bin Affan/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Utsman bin Affan bukan hanya dikenal sebagai khalifah ketiga umat Islam, tapi juga sebagai salah satu saudagar paling sukses di masa Rasulullah ﷺ. Kekayaannya melimpah, namun tetap dibarengi dengan ketakwaan dan kemurahan hati yang luar biasa. muslim.com/tags/Utsman bin Affan/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Utsman bin Affan tak hanya lihai dalam berdagang, tetapi juga menjadikan bisnis sebagai jalan untuk meraih ridha Allah.

Lalu, apa saja strategi yang membuat bisnis muslim.com/tags/Utsman bin Affan/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Utsman bin Affan begitu maju dan menginspirasi hingga kini? Berikut enam di antaranya:

  1. Kejujuran dan etika dalam berniaga

Utsman sangat dikenal dengan kejujurannya. Ia tak pernah menipu timbangan, tidak menyembunyikan cacat barang, dan tidak membesar-besarkan kualitas dagangannya. Sikap ini membuat kepercayaan pasar terhadapnya tinggi. Dalam Islam, kejujuran adalah fondasi utama dalam muamalah, dan Utsman mencontohkan hal itu dengan sempurna.

  1. Menjual dalam jumlah besar dengan margin tipis

Strategi muslim.com/tags/Utsman bin Affan/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Utsman bin Affan adalah menjual barang dalam jumlah besar dengan keuntungan sedikit, tetapi berkelanjutan. Sistem ini mirip dengan prinsip high volume, low margin dalam dunia bisnis modern. Ia tidak serakah mengambil untung besar, namun tetap meraup laba karena kuantitas penjualan tinggi.

  1. Distribusi dan jaringan dagang yang luas

Sebagai saudagar, Utsman memiliki jaringan perdagangan lintas kota, bahkan lintas negara. Ia mengirim barang dagangan ke Syam, Yaman, dan wilayah sekitar. Keberaniannya menjalin hubungan dagang lintas wilayah menjadikannya sebagai pemain besar di dunia perdagangan Arab saat itu.

  1. Mengelola modal secara mandiri dan bertanggung jawab

Utsman memulai usaha dari modal pribadi, lalu terus mengembangkannya tanpa mengandalkan utang. Ia juga berhati-hati dalam mencatat arus kas dan mengelola keuntungan untuk ekspansi dagang. Kemandirian ini membuat bisnisnya stabil dan tidak terjebak dalam lilitan utang atau kerugian besar.

  1. Berani berinvestasi untuk kemaslahatan umat

Contoh paling terkenal adalah saat Utsman membeli sumur Raumah, satu-satunya sumber air layak di Madinah saat itu, lalu menghibahkannya untuk umat. Tindakan ini tidak hanya mengangkat reputasinya, tetapi juga menjadi ladang pahala jariyah. Ia memandang harta bukan hanya alat cari untung, tapi juga jalan untuk investasi akhirat.

  1. Tidak terpaku pada harta, tapi menggunakannya untuk dakwah

Meski kaya raya, Utsman hidup sederhana. Harta baginya adalah amanah. Ia mengeluarkan banyak hartanya untuk mendukung perjuangan Islam, seperti saat membiayai sepertiga dari pasukan dalam Perang Tabuk dan menyediakan peralatan bagi tentara Rasulullah. Ini menunjukkan ia menjalankan bisnis bukan semata untuk dunia, tetapi juga untuk agama.

muslim.com/tags/Utsman bin Affan/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">Utsman bin Affan telah membuktikan bahwa kesuksesan duniawi bisa sejalan dengan ketakwaan. Strategi bisnisnya tak hanya relevan secara spiritual, tapi juga dapat diterapkan dalam sistem manajemen modern.