• KEISLAMAN

Bahaya Fanatisme Golongan dalam Pandangan Islam

Yahya Sukamdani | Selasa, 04/11/2025
Bahaya Fanatisme Golongan dalam Pandangan Islam Ilustrasi perpecahan kelompok

Terasmuslim.com - Sikap berkelompok secara berlebihan atau fanatisme golongan adalah penyakit yang dapat merusak persatuan umat Islam. Fanatisme ini muncul ketika seseorang lebih membela kelompok, mazhab, atau tokoh tertentu daripada kebenaran itu sendiri. Padahal, Allah telah memperingatkan dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.” (QS. Ar-Rum: 31–32). Ayat ini menjadi peringatan bahwa perpecahan dan fanatisme bukanlah bagian dari ajaran Islam, melainkan bentuk penyimpangan dari tauhid dan ukhuwah Islamiyah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga sangat menentang segala bentuk fanatisme yang menimbulkan perpecahan. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, beliau bersabda, “Barang siapa yang menyeru kepada fanatisme golongan, maka ia bukan termasuk golonganku.” Fanatisme membuat seseorang menilai orang lain berdasarkan kelompok, bukan berdasarkan ketaatan dan kebenaran. Padahal, ukuran kemuliaan di sisi Allah hanyalah takwa, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat ayat 13: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”

Bahaya fanatisme juga tampak dalam rusaknya hati dan hilangnya keikhlasan. Orang yang fanatik terhadap kelompok tertentu sering kali menutup diri dari nasihat dan kebenaran yang datang dari luar golongannya. Ia lebih sibuk membela nama kelompok daripada memperjuangkan nilai Islam itu sendiri. Sikap ini dapat menumbuhkan permusuhan, kebencian, bahkan fitnah di antara sesama Muslim. Dalam QS. Ali Imran ayat 103, Allah menegaskan, “Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”

Islam mengajarkan ukhuwah Islamiyah, bukan fanatisme. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mempersatukan umat dari berbagai suku, bangsa, dan latar belakang di bawah panji kalimat Laa ilaaha illallah. Maka, seorang Muslim sejati hendaknya mencintai kebenaran melebihi kecintaan kepada golongan. Persaudaraan atas dasar iman jauh lebih tinggi nilainya daripada loyalitas sempit pada kelompok duniawi.